Total Tayangan Halaman

Sabtu, 16 April 2011

Dalil Mengapa Masjid Dibom

Selain orang tua dan guru, buku ternyata berpengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Sebuah artikel survei yang dimuat oleh majalah Spectrum IEEE yang melibatkan beberapa insiyur dan desainer, mengungkapkan, ata-rata responden dapat menyebutkan buku-buku yang mempengaruhi jalan hidup dan pilihan karirnya. Dan hasmpir semua responden menyebutkan satu atau dua judul buku yang dibaca pada waktu kecil, yang memiliki dampak bagi kehidupannya sekarang.

Sebagaimana sesuatu yang mempengaruhi sesuatu yang lain, tentu buku pun memiliki pengaruh positif dan juga negatif. Bom bunuh diri yang diledakkan di Masjid Ad Dzikro terletak di dalam kawasan Markas Polresta Cirebon, menurut pengamat intelejen Dyno Chressbon, sebagaimana dimuat oleh tribunnews.com, adalah akibat sebuah buku yang mencantumkan dalil-dalil pembenar untuk mengebom dan merusak masjid.

Kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/04/2011), di Jakarta, pengamat intelijen Dynno Chressbon membeberkan alasan mengapa kelompok teroris membenarkan pengeboman di masjid.

Dynno dimintai tanggapannya mengenai bom bunuh diri yang dilakukan di Masjid Ad Dzikro, beberapa saat sebelum dimulainya salat Jumat (15/04/2011).

Masjid Ad Dzikro terletak di dalam kawasan Markas Polresta Cirebon, Jawa Barat. Bom itu menewaskan Muhammad Syarif, yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri, dan melukai belasan lainnya yang menjadi jamaah masjid tersebut.

Biasanya kelompok teroris membidik sasaran tempat-tempat yang dianggap maksiat atau tempat berkumpulnya orang Barat seperti pada peledakan Bom Bali dan Bom JW Marriot. Kali ini, teroris menjadikan masjid sebagai target. Mengapa?

Ditanya demikian, Dynno Chressbon mengungkapkan adanya dalil-dalil pembenar untuk mengebom dan merusak masjid seperti tertulis dalam buku berjudul "Diizinkan Merobohkan, Membakar, dan Meledakan Mesjid karena Alasan Bahaya."

Buku ini ditulis Syaikh Abu Qata Dah Al Filisthiniy yang dialihbahasakan Abu Sulaiman dan Ustad Oman Abdurrahman.

Buku ini, menurut Dynno, diterjemahkan oleh Oman Abdurrahman, guru spritual Imam Samudera dan tokoh-tokoh teroris lainnya, saat mendekam di penjara terkait kegiatan terorisme.

Buku itu memuat masjid apa saja yang bisa dijadikan sasaran serangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar